BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
Abortus (keguguran) merupakan salah satu penyebab perdarahan yang terjadi pada kehamilan trimester pertama dan kedua. Perdarahan ini dapat menyebabkan berakhirnya kehamilan atau kehamilan terus berlanjut. Secara klinis, 10-15% kehamilan yang terdiagnosis berakhir dengan abortus (Wiknjosastro, 2010).
Pada periode 2004 sampai dengan 2007 terjadi penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dari 307 per 100.000 kelahiran hidup menjadi 228 per 100.000 kelahiran hidup.Upaya penurunan AKI harus difokuskan pada penyebab langsung kematian ibu, yang terjadi 90% pada saat persalinan dan segera setelah pesalinan, yaitu perdarahan (28%), eklamsia (24%), infeksi (11%), komplikasi pueperium 8%, partus macet 5%, abortus 5%, trauma obstetrik 5%, emboli 3%, dan lain-lain 11%. (Saiffudin, 2009).
Keguguran/abortus merupakan masalah kesehatan yang terjadi pada ibu hamil juga pada janin di dalam kandungan dimana usia kehamilan kurang dari 22 minggu atau berat badan janin 1000 gr dan abortus ini bisa terjadi karena kondisi ibu yang lemah, kehamilan yang tidak diinginkan dan kehamilan di luar nikah. Keguguran atau abortus sering terjadi adalah abortus inkompletus, dimana janin yang dikandungnya sudah keluar sebagian dan sebagian lagi tinggal di dalam rahim. Bila keguguran ini terjadi harus segera ditangani untuk mengatasi perdarahan yang banyak yang dapat menyebabkan kematian pada ibu (Manuaba, 2010).
Istilah abortus dipakai untuk menunjukkan pengeluaran hasil kehamilan sebelum janin dapat hidup di luar kandungan. Sampai saat ini janin yang terkecil, yang dilaporkan dapat hidup di luar kandungan, mempunyai berat badan 297 gram waktu lahir. Akan tetapi karena jarangnya janin yang dilahirkan dengan berat badan di bawah 500 gram dapat hidup terus, maka abortus dianggap sebagai pengakhiran kehamilan sebelum janin mencapai berat 500 gram atau usia kehamilan kurang dari 20 minggu. Abortus dapat berlangsung spontan secara alamiah atau buatan. Abortus buatan ialah pengakhiran kehamilan sebelum 20 minggu dengan obat-obatan atau dengan tindakan medik. (Azhari, 2002)
Berdasarkan survey yang telah peneliti lakukan di RSIA SRITINA pada bulan Mei tahun 2013 ditemukan data tahun 2012 dengan jumlah pasien yang di diagnosa abortus inkompletus pada tahun 2012 sebanyak 62 orang, blighted ovum 27 orang, abortus imminens 38 orang, abortus insipiens 18 orang, fetal death 16 orang. Dari uraian tersebut penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai Kejadian Abortus Inkomplitus pada Ibu Hamil di RSIA Sritina tahun 2012.
2. Perumusan masalah
Belum diketahuinya gambaran yang menyebabkan kejadian abortus inkomplit pada ibu hamil di RSIA Sritina tahun 2012.
3. Tujuan penelitian
3.1. Tujuan umum
Mengetahui Gambaran Kejadian Abortus Inkomplitus pada Ibu Hamil Di RSIA SRITINA tahun 2012.
3.2. Tujuan khusus
3.2.1. Diketahui proporsi kejadian abortus inkomplit di RSIA Sritina tahun 2012.
3.2.2. Diketahui distribusi frekuensi kejadian abortus inkomplit berdasarkan umur di RSIA Sritina tahun 2012.
3.2.3. Diketahui distribusi frekuensi kejadian abortus inkomplit berdasarkan usia kehamilan di RSIA Sritina tahun 2012.
3.2.4. Diketahui distribusi frekuensi kejadian abortus inkomplit berdasarkan paritas di RSIA Sritina tahun 2012.
3.2.5. Diketahui distribusi frekuensi kejadian abortus inkomplit berdasarkan riwayat penyakit di RSIA Sritina tahun 2012.
3.2.6. Diketahui distribusi frekuensi kejadian abortus inkomplit berdasarkan riwayat abortus di RSIA Sritina tahun 2012.
4. Manfaat Penelitian
4.1. Manfaat Praktis
Bagi Pengembangan program
Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk masukan dalam rangka meningkatkan pengetahuan tantang abortus inkomplit.
4.2. Manfaat Teoritis
Bagi Peneliti
Sebagai pengalaman proses belajar mengajar khususnya dalam bidang Metodologi Penelitian.
Bagi Institusi Pendidikan
Dapat digunakan untuk memperkaya bahan kepustakaan yang dapat digunakan dalam pembelajaran bagi mahasiswa.
Bagi Masyarakat
Untuk mengukur pengetahuan tentang abortus inkomplit.
5. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup ini bersifat deskriptif, dengan pendekatan cross sectional yang bertujuan untuk mengetahui gambaran kejadian abortus inkomplit di RSIA Sritina Tahun 2012 dengan variabel independen (Umur, usia kehamilan, paritas, riwayat penyakit, riwayat abortus) dan dependen (kejadian abortus inkomplit pada ibu hamil). Penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu data yang di dapat dari data rekam medis ibu yang mengalami kejadian abortus inkomplitdi RSIA SritinaTahun 2012 dan disajikan dalam bentuk data univariat.
Categories:
0 komentar:
Posting Komentar